Aswan Aswin adalah anak dari Sanghyang Sawitri dan Dewi
Tastri, ini menurut layang Mahabarata. Tetapi menurut cerita di pedhalangan Aswan Aswin (dewa kembar)
itu adalah anak dari Bathara Semeru. Siapapun orang tuangya tidak perlu
dipermasalahkan, karena ini semua hanya sebuah cerita dalam pewayangan. Yang
lebih penting adalah hal yang dapat kita petik darinya. Dewa kembar ini rengkarnasi menjadi Nakula dan Sadewa,
yang termasuk dalam anggota termuda Pandawa.
Dewa Aswan Aswin itu adalah dewanya pengobatan, kesaktiannya
bisa memudakan kembali manusia yang sudah tua umurnya. Misalnya Sadewa pernah
mengobati Bathari Durga. Bathari Durga itu berwujud Raseksi (Rasaksa Perempuan;
jawa: buta wedok), setelah diobati
oleh Sadewa maka ia kembali lagi seperti dulu yaitu menjadi Bathari Uma yang
sangat cantik.
Ada lagi lain cerita dalam kisah Upamanyu, ia adalah seorang
murid dari Resi Ayodadomya. Pada suatu hari Upamanyu disuruh untuk menggembala
sapi dan anak sapinya. Sambil menggembala sapi, ia sambil mengemis dan hasilnya
lalu ia makan sendiri. Lalu perilaku tersebut disalahkan oleh gurunya, sang
Resi berkata bahwa hasil dari itu harus diserahkan kepada gurunya. Upamayu pun
mengikutinya, setelah mengemis hasilnya diserahkan kepada gurunya dan ada
sebagian yang dimakannya sendiri. Cara seperti itu juga disalahkan oleh Resi
Ayodadomya. Perlu diketahui bahwa dalam cerita India, para resi itu dalam makan
hanya dari muridnya, sambil mengajarkan ilmunya.
Karena terlalu banyak salah, Upamayu berhenti mengemis. Saat
merasa lapar ia minum susu sapi yang digembalakannya tadi. Walaupun seperti
itu, itu juga tetap disalahkan oleh gurunya sebab dianggap mencuri tanpa
sepengetahuan dan keikhlasan pemiliknya. Lalu karena takut disalahkan lagi,
jika merasa lapar Upamayu hanya menjilati umpluk
(busa) susu yang ada di bibir anak sapi yang habis menyusu ke induknya. Hal
itu ternyata juga disalahkan oleh gurunya karena dianggap mengurangi bagian
dari anak sapi.
Karena sangat setia kepada gurunya, Upamayu tidak berani
makan apa-apa. Kkarena tidak kuat menahan rasa apar, sudah berhari-hari tidak
makan, ia pum memakan daun arka (daun
yang beracun). Kemudian matanya menjadi buta, dan iya hanya bisa berjalan
merambat-rambat dan malah terperosok dalam suatu lubang.
Pada saat sore hari sapi dan anaknya kembali ke kandang
dengan sendirinya tanpa disertai Upamayu. Resi pu kaget, lalu ia mencari di
tempat ia menggembala tadi. Sang Resi berteriak memanggil Upamayu, lalu
dipinggir lubang tadi sang Resi mendengar rintihan dari Upamayu yang tidak bisa
naik ke atas, sang Resi juga menyadari bahwa Upamayu menjadi buta. Lalu Resi
Ayodyadomya mengajak Upamayu untuk bersemedi, meminta kepada bathara (dewa)
agar diberi obat pertolongan. Bathara Aswan Awin pun datang, lalu tangan sang
Bathara mengusap kedua mata Upamayu, kemudian matanya kembali seperti sedia
kala dan ia bisa melihat kembali. Lalu Bathara Aswan Aswin berkata kepada Resi
Ayodyadomya bahwa jika menyalahkan itu harus dengan jleas, bisa meyalahkan
tetapi juga harus bisa memberikan solusi bagaimana langkah yang benar. Supaya
yang diajari tidak mendapat kerugian. Kepada Upamayu, Bathara Aswan Aswin juga
berkata bahwa murid itu juga punya hak untuk bertanya kepada gurunya mengenai
hal yang belum dimengerti.
Hal positif yang dapat dipetik:
1.
Murid harus berbakti kepada guru.
2.
Bertindak harus dengan berhati-hati, agar tidak rugi di belakang.
3.
Guru wajib memberi/menyampaikan ilmu dengan sejelas-jelasnya.
4.
Jika belum jelas, murid mempunyai hak untuk bertanya kepada gurunya.
5.
Jangan hanya bisa menyalahkan, tetapi harus bisa membenarkan.
{ 0 comments... read them below or add one }
Post a Comment